Cendhana
Cendhana (Latin Santalum album Linn) iku kalebu jinis tetuwuhan kang duwé sipat semiparasit [1]. Awit saka iku, ing siklus uripé, cendana mbutuhake wit inang[1]. Krokot utawa Althernantera sp yaiku jinis tumbuhan lokal yang paling sesuai sebagai inang primer ketika anakan cendana sedang dalam persemaian.Penggunaan krokot sebagai inang cendana yang kini dipraktikkan di banyak papan di donya yaiku hasil temuan Komang Surata, peneliti utama Balai Penelitian Kehutanan Kupang, Nusa Tenggara Wétan
Ruang lingkup
[besut | besut sumber]Standar ini meliputi acuan, dhéfinisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, pembuatan, syarat bahan baku, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji dan syarat penandaan, sebagai pedoman pengujian kayu Cendana (Santalum album Linn) yang di hasilkan di Indonésia [2].
Acuan
[besut | besut sumber]Dudutan Gubernur KDH Tingkat I Nusa Tenggara Wétan No. 240 Tahun 1990, tentang Standar Lokal Klas Mutu Kayu Cendana [2].
Dhéfinisi
[besut | besut sumber]Kayu Cendana yaiku pérangan dari pohon Cendana berupa kayu bundar, kayu belahan, akar, tunggak, ranting, tatal dan serbuk.
Lambang dan Singkatan
[besut | besut sumber]4.1. Ø yaiku diameter cacat 4.6. p yaiku panjang 4.2. P yaiku Mutu Pertama 4.7. d yaiku diameter 4.3. D yaiku Mutu Kedua 4.8. I yaiku isi 4.4. T yaiku Mutu Ketiga 4.9. bh yaiku buah 4.5. M yaiku Mutu Keempat
Spesifikasi
[besut | besut sumber]Spesifikasi kayu Cendana dibedakan menjadi sortimen-sortimen sebagai berikut: 6.1. Kayu bundar (KB) 6.2. Kayu belahan (Kabel) 6.3. Tatal teras (Tte) 6.4. Tatal gubal (Tgu) 6.5. Akar dan tunggak (AK & Tgk) 6.6. Ranting (Rt) 6.7. Serbuk (Sb)
Klasifikasi
[besut | besut sumber]Berdasarkan kegunaannya kayu Cendana terbagi menjadi empat kelas mutu sebagai berikut: 7.1. Mutu Pertama dengan tanda mutu P 7.2. Mutu Kedua dengan tanda mutu D 7.3. Mutu Ketiga dengan tanda mutu T 7.4. Mutu Keempat dengan tanda mutu M
Syarat Bahan Baku
[besut | besut sumber]Kayu Cendana harus diambil dari pohon Cendana yang sudah masak tebang yang ditandai dengan: 8.1. Tebal gubal kurang dari 2,5 cm, dapat terlihat dengan cara pengeboran pohon sebelum ditebang sedalam 2,5 cm. Bor yang digunakan yaiku bor riap. 8.2. Diameter kayu Cendana minimal 15 cm pada ketinggian 130 cm di atas tanah.
Pembuatan
[besut | besut sumber]Kegiatan setelah penebangan yaiku sebagai berikut: 9.1. Pembagian batang yang didasarkan atas asas peningkatan mutu. 9.2. Pengupasan kulit. 9.3. Kecuali ditentukan lain, semua pérangan kayu Cendana kayu gubalnya harus dikupas/dipapras. 9.4. Bontos dipotong siku dan rata.