Naraguna:Asih121509

Saka Wikipédia Jawa, bauwarna mardika basa Jawa

Masjid Sendang Dhuwur Jawa Timur[besut | besut sumber]

Masjid Sendang Dhuwur ini adalah masjid tertua yang ada di lamongan, dan masjid ini adalah bukti dari kebesaran sunan sendang dhuwur di lamongan dan juga tuban. Masjid Sendang Dhuwur ini kurang lebih sudah berusia 477 th., dengan bangunan masjid ini yang masih tetap berdiri pada sekarang ini adalah bukti sejarah islam yang berada di lamongan, Jawa Timur ini. Masjid Sendang Dhuwur ini sempat alami perbaikan di th. 1920 an. Namun dengan perbaikan yang dikerjakan tetapi arsitektur asli dari bangunan masjid ini masih tetap ada pada sekarang ini. Untuk informasi lebih lengkap mengenai kubah masjid dapat kunjungi situs kami di kubahmasjidd. com/ Sebagian peninggalan sejarah di Masjid ini masih tetap ada seperti beduk kulit, gentong atau tempat air minum dan mimbar masih tetap berada di tempat ini. Menurut sejarahnya masjid ini dibuat cuma dengan satu malam dengan cara sunan sendang dhuwur ini memindahkan bangunan masjid ini dari jepara ke lokasi sekarang ini. Saat ini masjid ini adalah satu diantara masjid peninggalan wali songo yang masih tetap dirawat dengan baik. Sunan sendang dhuwur ini memiliki nama asli yaitu Raden Noer Rahmad yang disebut putra dari Abdul Kohar Bin Malik Bin Sultan Abu Yazid yang aslinya dari baghdad irak. Sunan Sendang Dhuwur ini atau Raden Nor Rahmad ini lahir pada 1320 serta meninggal dunia pada 1585. Tetapi ada yang menyebutkan kalau Sunan Sendang Dhuwur ini satu diantara murid dari sunan gresik serta ada yang menyebutkan tidak, namun dari ketidaksamaan itu bahwa Sunan Sendang Dhuwur ini sudah diangkat jadi sunan oleh sunan gresik.

Histori Masjid Sendang Dhuwur

Dahulu sempat ada masjid megah yang ada di jepara yang dibuat pada th. 1531, serta dari bangunan masjid ini banyak beberapa ulama yang mengagumi akan bangunan masjid ini. Dengan begitu sunan drajat memerintah sunan sendang dhuwur untuk pergi ke jepara supaya bertanya mengenai masjid itu. Tetapi sesampainya disana ada mbok rondo mantingan yang menyebutkan kalau tidak akan jual masjid ini, tetapi mendiang dari suami mbok rondo mantingan ini berpesan barag siapapun yang bisa memboyong masjid ini saat itu juga, dalam kondisi yang utuh dengankurun waktu satu malam, maka masjid ini bakal diberikan dengan sia-sia. Dengan jawaban dari mbok rondo mantingan ini sunan sendang dhuwur ini merasa tertantang, serta dengan izin Allah SWT kurun waktu satu malam masjid ini bisa dibawa ke bukit amitunon, desa sendang duwur. Tetapi ada pula cerita yang lain yang mengedar kalau masjid ini dibawa oleh rombongan lewat lautan kurun waktu satu malam. Rombongan dari masjid ini disuruh untuk mendarat di tanjung kodok, sebelumnya melanjutkan perjalanan rombongan itu disuruh untuk beristirahat dulu dan sunan menjamu rombongan itu dengan makanan ketupat, lepet dan legen. Serta bermula dari sinilah aktivitas kupatan ini senantiasa dikerjakan di daerah setempat tiap-tiap tahunnya. Karna usianya yang telah beratus ratus th. sebagian bangunan masjid yang berbahan kayu ditukar serta bahan yang asli ditempatkan ditempat makam yang berada di sekitaran masjid. Diluar itu ditempat ini ada juga bangunan makam sunan sendang dhuwur yang dikeramatkan oleh orang-orang sekitaran dan arsitekturnya juga adalah perpadun kebudayaan islam dan hindu. Untuk ke makam sunan sendang dhuwur ini dapat di jangkau oleh kendaraan karna jalan untuk kesana telah aman untuk dilewati.