Menyang kontèn

Pitulung:Tuladha Jejeg: Béda antara owahan

Saka Wikipédia Jawa, bauwarna mardika basa Jawa
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pras (parembugan | pasumbang)
Pras (parembugan | pasumbang)
+tag terjemah
Larik 1: Larik 1:
{{terjemah|Indonesia}}
<div lang="jv-java">
<div lang="jv-java">
=FONTA UNICODE AKSARA JAWA=
=FONTA UNICODE AKSARA JAWA=

Révisi kala 16 Mèi 2013 23.24

FONTA UNICODE AKSARA JAWA

oleh: R.S. Wihananto[1]

Apakah Unicode itu?

Unicode Standard adalah standar dalam dunia komputer untuk pengkodean (encoding) karakter tertulis dan teks yang mencakup hampir semua sistem penulisan yang ada di dunia. Dengan adanya Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten.

Dalam Unicode, setiap karakter yang telah distandarisasi mendapatkan nomor kode yang unik, misalnya huruf kapital Latin 'A' adalah U+0041[2], huruf Yunani lambda λ U+05D0, huruf Arab qaf ق U+0642, huruf Dewanagari ja ज U+091C, huruf Hiragana me め U+3081, huruf Kanji tiān 'langit' 天 U+5929, simbol Matematika integral ∫ U+222B, dan sebagainya.

Unicode Standard didukung berbagai perusahaan besar seperti Apple, HP, IBM, Microsoft, Oracle, Sun, Sybase, dan banyak lagi. Unicode adalah encoding default pada HTML dan XML, dan diimplementasikan di semua sistem operasi modern seperti Windows dan Mac OS. Unicode menjadi dasar untuk standar-standar modern dan bahasa komputer seperti Java, C#, Microsoft .NET Framework, ECMAScript (JavaScript), WML, dan lainnya.

Aksara Jawa dalam Unicode

Aksara Jawa sudah resmi distandarisasi dalam Unicode versi 5.2. Berikut ini adalah tabel blok aksara Jawa dalam Unicode. Tabel yang resmi bisa Anda lihat di http://www.unicode.org/charts/ PDF/UA980.pdf.

Javanese[1]
Tabel Unicode.org (PDF)
  0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
U+A98x
U+A99x
U+A9Ax
U+A9Bx ꦿ
U+A9Cx
U+A9Dx
Catatan
1.^ Sebagaimana dalam Unicode versi 6.1

Karakter-karakter dalam tabel blok Unicode aksara Jawa tersusun menurut urutan standar Sanskerta KA GA NGA, bukan urutan HA NA CA RA KA yang biasa diajarkan di sekolah. Kalau Anda perhatikan ada beberapa tempat yang masih kosong di tabelnya, misalnya A9CE. Tempat kosong ini bisa dipakai di masa mendatang seandainya ditemukan ada karakter yang belum distandarisasi. Mungkin Anda mengetahui ada karakter di aksara Jawa yang belum terdaftar di tabel itu?

Di tabel ini Anda tidak akan melihat adanya pasangan. Hal ini karena pasangan hanya merupakan bentuk tampilan (presentation form) dari sebuah karakter. Dalam Unicode aksara Jawa, seperti halnya aksara-aksara Brahmi lainnya, pasangan (conjunct) dibentuk dengan karakter virama. Dalam aksara Jawa, virama-nya adalah ꧀ PANGKON (U+A9C0).

Sebagai contoh tulisan aksara Jawa ꦒꦼꦩꦁ꧀ꦧꦸ gembung merupakan gabungan dari karakter ꦒ (U+A992), ꦼ (U+A9BC), ꦩ (U+A9A9), ꧀ (U+A9C0), ꦧ (U+A9A7), ꦸ (U+A9B8) dan ꦁ (U+A981).

Selain karakter-karakter di blok ini, penulisan aksara Jawa juga memakai karakter-karakter dari blok lain. Misalnya karakter tanda kurung ( (U+0028) dan ) (U+0029); serta kurung siku [ (U+005B) dan ] (U+005D) yang ada di blok Basic Latin. Misalnya untuk menulis [(ꦢꦶꦏꦸꦫꦸꦁ)]. Berikut ini penjelasan singkat mengenai karakter-karakter aksara Jawa di tabel Unicode itu.




Fonta aksara Jawa Tuladha Jejeg

Fonta Tuladha Jejeg adalah sebuah fonta Unicode untuk aksara Jawa. Fonta ini mendukung semua karakter dalam blok Unicode aksara Jawa (U+A980 ‒ U+A9DF) beserta bentuk-bentuk kombinasinya, bahkan bentuk kombinasi yang sangat langka, misalnya ꦟꦙ꦳ꦿꦾꦽꦴꦀ ꦴ (ꦙ JA MAHAPRANA + ꦳ CECAK TELU + ꦿ CAKRA + ꦾ PENGKAL + ꦽ KERET + ꦴ TARUNG + ꦀ PANYANGGA).

Di fonta ini aksara bisa bertumpuk maksimal tiga tumpukan:

  • Pasangan yang di bawah aksara boleh mendapat PENGKAL (misalnya ꦏ꧀ꦏꦾ ), CAKRA (misalnya ꦏ), dan pasangan WA (misalnya ꦏ꧀).
  • Pasangan yang di belakang aksara ( ◌ ꧀, ◌꧀, ◌꧀, ◌꧀, ◌꧀) boleh mendapat PENGKAL (misalnya ꦏ꧀ꦥꦾ), CAKRA (misalnya ꦏ꧀ꦦꦿ), dan semua pasangan (misalnya ꦏ꧀꧀).

Metrik fonta ini dirancang agar serasi dengan fonta Times New Roman pada ukuran yang sama. Sehingga tulisan aksara Jawa yang ditulis dengan fonta ini diharapkan serasi berdampingan dengan aksara Latin yang ditulis dengan fonta Times New Roman pada ukuran yang sama. Selain itu, fonta Tuladha Jejeg mempunyai beberapa fitur untuk mendukung penulisan khusus yang tidak standar. Fonta Tuladha Jejeg menggunakan U+0308 ̈ COMBINING DIAERESIS dan U+035C ͜ COMBINING DOUBLE BREVE BELOW untuk mendukung penulisan aksara rekan Tionghoa: ꦡ͜ꦌ̈, ꦯ͜ꦌ̈, ꦲ꧀ꦮꦌ̈, dan ꦤ͜ꦌ̈.

Smart font rendering engine

Fonta Tuladha Jejeg menggunakan teknologi fonta pintar SIL Graphite untuk menampilkan teks Unicode aksara Jawa. Jika fonta ini digunakan di aplikasi yang tidak mendukung fonta Graphite, smart rendering tidak akan terjadi.

Mengapa memakai Graphite?

Microsoft Windows dan aplikasi-aplikasi yang bekerja di dalamnya menggunakan fonta OpenType dan engine Uniscribe untuk menampilkan teks Unicode. Sayangnya, OpenType dan Uniscribe sampai saat tulisan ini dibuat belum mendukung aksara Jawa. Banyak aksara yang sudah distandarisasi oleh Unicode belum didukung oleh OpenType dan Uniscribe, termasuk aksara Jawa. Untungnya ada alternatif selain OpenType/Uniscribe untuk menampilkan teks Unicode, yaitu Grahite dari SIL dan AAT dari Apple. Fonta AAT hanya bisa dipakai di sistem operasi Mac OS, sehingga penggunaannya sangat terbatas. Maka pilihannya adalah dengan menggunakan Graphite. Graphite bisa digunakan di Windows, walaupun terbatas pada beberapa aplikasi saja. Graphite juga bisa digunakan di Linux dengan menginstal modul Pango-Graphite.

Aplikasi-aplikasi yang bisa menggunakan fonta Graphite

Instalasi Fonta

Clear Type

Instalasi papan ketik Unicode aksara Jawa

Struktur tata letak papan ketik aksara Jawa

Input karakter Unicode tanpa papan ketik

Struktur silabel aksara Jawa

Sebelum mengetik, perhatikan dulu struktur umum silabel dalam aksara Jawa sebagai berikut.

❶ Konsonan (nglegena) + [❷ ꦳ CECAK TELU] + [❸ Tanda konsonan tengah (sanḍangan wyanjana)] + [❹ Tanda vokal (sanḍangan swara)] + [❺ Tanda konsonan akhir (sanḍangan panyigeging wanda)]. ꦱ꦳ꦾꦹꦂ

Struktur silabel yang dipangku sebagai berikut.

❶ Konsonan (nglegena) + [❷ ꦳ CECAK TELU] + ❸ ꧀ PANGKON ꦏ꦳꧀

Struktur silabel yang dengan pasangan sebagai berikut.

❶ Konsonan (nglegena) + [❷ ꦳ CECAK TELU] + ❸ ꧀ PANGKON + ❹ Konsonan (nglegena) + [❺ ꦳ CECAK TELU] + [❻ Tanda konsonan tengah (sanḍangan wyanjana)] + [❼ Tanda vokal (sanḍangan swara)] + [❽ Tanda konsonan akhir (sanḍangan panyigeging wanda)]. ꦚ꦳

Struktur silabel vokal mandiri (aksara swara) sebagai berikut.

❶ Vokal mandiri (aksara swara) + [❷ Tanda konsonan akhir (sanḍangan panyigeging wanda)]. ꦎꦴ

Keterangan:

  • Kurung siku ([]) berarti boleh ada boleh tidak (optional).
  • Konsonan (nglegena) adalah ꦏ, ꦐ, ꦑ, ꦒ, ꦓ, ꦔ, ꦕ, ꦖ, ꦗ, ꦘ, ꦙ, ꦚ, ꦛ, ꦜ, ꦝ, ꦞ, ꦟ, ꦠ, ꦡ, ꦢ, ꦣ, ꦤ, ꦥ, ꦦ, ꦧ, ꦨ, ꦩ, ꦪ, ꦫ, ꦬ, ꦭ, ꦮ, ꦯ, ꦰ, ꦱ, dan ꦲ.
  • Vokal mandiri (aksara swara) adalah ꦄ, ꦄꦴ, ꦄꦼ, ꦄꦼꦴ, ꦄꦼꦵ, ꦅ, ꦆ, ꦇ, ꦈ, ꦈꦴ, ꦉ, ꦉꦴ, ꦉꦵ, ꦊ, ꦊꦴ, ꦊꦵ, ꦋ, ꦌ, ꦍ, ꦎ, dan ꦎꦴ.
  • Tanda konsonan tengah (sanḍangan wyanjana) adalah ꦾ PENGKAL dan ꦿ CAKRA.
  • Tanda vokal (sanḍangan swara) adalah ꦴ, ◌ꦵ, ꦶ, ꦷ, ꦸ, ꦹ, ꦽ, ◌ꦽꦴ, ◌ꦽꦵ, ꦺ, ꦢ◌ꦴ, ꦻ, ◌◌ꦴ, ꦼ, ◌ꦼꦴ, dan ◌ꦼꦵ.
  • Tanda konsonan akhir (sanḍangan panyigeging wanda) adalah ꦀ PANYANGGA, ꦁ CECAK, ꦂ LAYAR, dan ꦃ WIGNYAN.

Saat mengetik, perhatikan urutannya, jangan terbalik-balik.

Contoh pengetikan Unicode aksara Jawa

Dalam Unicode inputnya bersifat logis, bukan visual. Pemilihan bentuk karakter (glyph substitution), pembalikan urutan kemunculan karakter (glyph reordering), dan penempatan posisi karakter (glyph positioning) dilakukan secara otomatis oleh fonta dan aplikasi.

Contoh 1: Menulis "jer basuki mawa bea"

  • Teks ꦗꦼꦂꦧꦱꦸꦏꦶꦩꦮꦢꦧꦪ
  • Input ꦗ + ꦼ + ꦂ + ꦧ + ꦱ + ꦸ + ꦏ + ꦶ + ꦩ + ꦮ + ꦧ + ꦺ + ꦪ

Dalam Unicode, tanda vokal yang di ditulis di sebelah kiri konsonan diinput setelah konsonan. Tanda vokal semacam ini banyak dijumpai di aksara-aksara Brahmi. Dalam aksara Jawa ada dua yaitu ꦺ TALING dan ꦻ DIRGA MURE.

Contoh 2: Menulis "lambé biru kecu"

  • Teks ꦭꦢꦩ꧀ꦧꦶꦫꦸꦏꦼꦕ
  • Input ꦭ + ꦩ + ꧀ + ꦧ + ꦺ + ꦧ + ꦶ + ꦫ + ꦸ + ꦏ + ꦼ + ꦕ + ꦸ

Aksara yang ada di belakang ꧀ PANGKON otomatis berubah menjadi bentuk pasangan. ꦺ TALING otomatis ditampilkan di tempat yang benar.

Contoh 3: Menulis "flamboyan wungu"

  • Teks ꦥ꦳꧀ꦢꦩ꧀ꦴꦪꦤ꧀ꦮꦸꦔ
  • Input ꦥ + ꦳ + ꧀ + ꦭ + ꦩ + ꧀ + ꦧ + ꦺ + ꦴ + ꦪ + ꦤ + ꧀ + ꦮ + ꦸ + ꦔ + ꦸ

ꦺ TALING dan ꦴ TARUNG otomatis berpencar mengapit silabel ꦩ꧀ mba menjadi ꦢꦩ꧀ꦴ mbo.

Contoh 4: Menulis "tikus clurut"

  • Teks ꦠꦶꦏꦸꦱ꧀ꦕ꧀ꦭꦸꦫꦸꦠ꧀
  • Input ꦠ + ꦶ + ꦏ + ꦸ + ꦱ + ꧀ + ꦕ + ꧀ + ꦭ + ꦸ + ꦫ + ꦸ + ꦠ + ꧀

Karena tidak boleh terjadi bentuk bersusun tiga (tumpuk telu), otomatis ꧀ PANGKON ditampilkan lagi di depan ꦕ CA.

Contoh 5: Menulis "mangan krupuk lan klepon"

  • Teks ꦩꦔꦟꦤꦸꦥꦸꦏ꧀ꦤ꧀ꦏ꧀ꦼꦢꦥꦴꦤ꧀
  • Input ꦩ + ꦔ + ꦤ + ꧀ + ꦏ + ꦿ + ꦸ + ꦥ + ꦸ + ꦏ + ꧀ + ꦭ + ꦤ + ꧀ + ꦏ + ꧀ + ꦭ + ꦼ + ꦥ + ꦺ + ꦴ + ꦤ + ꧀

ꦿ CAKRA otomatis berganti menjadi bentuk alternatifnya.

Contoh 6: Menulis "cumplung kecemplung jumbleng"

  • Teks ꦕꦩ꧀ꦁꦏ꧀ꦭꦸ ꦼꦕꦩꦼ ꧀ꦁꦗꦸ꧀ꦭꦸ ꦩ꧀ꦧꦼ꧀
  • Input ꦕ + ꦸ + ꦩ + ꧀ + ꦥ + ꧀ + ꦭ + ꦸ + ꦁ + ꦏ + ꦼ + ꦕ + ꦼ + ꦩ + ꧀ + ꦥ + ꧀ + ꦭ + ꦸ + ꦁ + ꦗ + ꦸ + ꦩ + ꧀ + ꦧ + ꧀ + ꦭ + ꦼ + ꦁ

Pasangan PA ◌꧀ bisa diberi pasangan lagi, sedangkan pasangan BA ◌꧀ tidak bisa, sehingga berubah menjadi nglegena lagi di belakang PANGKON.

Contoh 7: Menulis "konferènsi Asia Afrika"

  • Teks ꦢꦏꦴꦤ꦳꧀ꦼꦢꦫꦤ꧀ꦶꦄꦱꦶꦪꦃꦄꦥ꦳ꦿꦶꦏꦃ
  • Input ꦏ + ꦺ + ꦴ + ꦤ + ꧀ + ꦥ + ꦳ + ꦼ + ꦫ + ꦺ + ꦤ + ꧀ + ꦱ + ꦶ + ꦄ + ꦱ + ꦶ + ꦪ + ꦃ + ꦄ + ꦥ + ꦳ + ꦿ + ꦶ + ꦏ + ꦃ

Contoh 8: Menulis "Sumantri liwat kreteg"

  • Teks ꦱꦸꦩꦤꦤꦶꦭꦶꦮꦠ꧀ꦏꦽꦠꦼꦒ꧀
  • Input ꦱ + ꦸ + ꦩ + ꦤ + ꧀ + ꦠ + ꦿ + ꦶ + ꦭ + ꦶ + ꦮ + ꦠ + ꧀ + ꦏ + ꦽ + ꦠ + ꦼ + ꦒ + ꧀

Contoh 9: Menulis "isor brengos nyakil mrongos"

  • Teks ꦲꦶꦢꦱꦂꦴꦧꦽꦢꦔꦴꦱ꧀ꦚꦏꦶꦢꦟꦭ꧀ꦴꦢꦔꦴꦱ꧀
  • Input ꦲ + ꦶ + ꦱ + ꦺ + ꦴ + ꦂ + ꦧ + ꦽ + ꦔ + ꦺ + ꦴ + ꦱ + ꧀ + ꦚ + ꦏ + ꦶ + ꦭ + ꧀ + ꦩ + ꦿ + ꦺ + ꦴ + ꦔ + ꦺ + ꦴ + ꦱ + ꧀

Contoh 10: Menulis Jawa Kuna "Duryyodhana"

  • Teks ꦢꦸꦂꦢꦪꦾꦺꦴꦣꦤ
  • Input ꦢ + ꦸ + ꦂ + ꦪ + ꦾ + ꦺ + ꦴ + ꦣ + ꦤ

Kalau ditulis persis dengan penulisan lama (dengan mengaktifkan fitur): ꦢꦸꦢꦪꦾꦺꦫꦴꦣꦤ.

Contoh 11: Menulis Jawa Kuna "waiḍūryyāmaranīla"

  • Teks ◌ꦮꦝꦹꦂꦪꦾꦺꦴꦩꦫꦤꦷꦭ
  • Input ꦮ + ꦻ + ꦝ + ꦹ + ꦂ + ꦪ + ꦾ + ꦴ + ꦩ + ꦫ + ꦤ + ꦷ + ꦭ

Kalau ditulis persis dengan penulisan lama (dengan mengaktifkan fitur): ◌ꦮꦝꦹꦪꦾꦺꦫꦴꦩꦫꦤꦷꦭ.

Contoh 12: Menulis Jawa Kuna "narāryya kṛṣṇān laku"

  • Teks ꦤꦫꦂꦴꦪꦾꦺꦏꦽꦰ꧀ꦴꦤ꧀ꦏꦸ
  • Input ꦤ + ꦫ + ꦴ + ꦂ + ꦪ + ꦾ + ꦏ + ꦽ + ꦰ + ꧀ + ꦟ + ꦴ + ꦤ + ꧀ + ꦭ + ꦏ + ꦸ

Positioning pasangan NA MURDA ◌ ꧀ yang ekstra lebar terjadi secara otomatis sehingga tidak saling menabrak. Kalau ditulis sesuai penulisan lama (dengan mengaktifkan fitur): ꦤꦫꦴꦪꦾꦺꦫꦏꦽꦰ꧀ꦴꦤ꧀ꦏꦸ.

Contoh 13: Menulis Jawa Kuna "sākṣāt sěkar ning suji"

  • Teks ꦱꦴꦏꦸ꧀ꦴꦠ꧀ ꦱꦼꦏꦂꦤꦶ ꦱꦸꦗꦶ
  • Input ꦱ + ꦴ + ꦏ + ꧀ + ꦰ + ꦴ + ꦠ + ꧀ + [spasi] + ꦱ + ꦼ + ꦏ + ꦂ + ꦤ + ꦶ + ꦁ + [spasi] + ꦱ + ꦸ + ꦗ + ꦶ

Kalau ditulis sesuai penulisan lama (dengan mengaktifkan fitur): ꦱꦴꦏ꧀ꦴꦠ꧀ ꦱꦼꦏꦤꦫ꧀ꦤꦶꦁ ꦱꦸꦗꦶ.

Contoh 14: Menulis Sanskerta "जलॆस्वॆव जयमहॆ jalesveva jayamahe"

  • Teks ꦗꦢꦭꦢꦱ꧀ꦮꦺꦮ ꦗꦪꦩꦢꦲ
  • Input ꦗ + ꦭ + ꦺ + ꦱ + ꧀ + ꦮ + ꦺ + ꦮ + [spasi] + ꦗ + ꦪ + ꦩ + ꦲ + ꦺ

Contoh 15: Menulis Sanskerta "�क्षौ गच्छामि च फलानि ल� गच्छामि च फलानि लभॆ vṛkṣau gacchāmi ca phalāni labhe"

  • Teks ꦮ◌ꦏꦸ꧀ꦴ ꦒꦕ꧀ꦴꦩꦶ ꦕ ꦦꦭꦴꦤꦶ ꦭꦢꦨ
  • Input ꦮ + ꦽ + ꦏ + ꧀ + ꦰ + ꦻ + ꦴ + [spasi] + ꦒ + ꦕ + ꧀ + ꦖ + ꦴ + ꦩ + ꦶ + [spasi] + ꦕ + [spasi] + ꦦ + ꦭ + ꦴ + ꦤ + ꦶ + [spasi] + ꦭ + ꦨ + ꦺ

Input dan kombinasi yang tidak valid

Input dan kombinasi yang tidak valid ditunjukkan dengan karakter tidak mau menempel sehingga dotted circle-nya (◌) masih kelihatan.

Contoh dan Penjelasannya

  • ꦺꦏ Input terbalik urutannya. Dalam Unicode inputnya logis. Walaupun secara visual muncul sebelum konsonan, tanda vokal ꦺ TALING dan ꦻ DIRGA MURE diinput setelah konsonannya. Jadi, ꦢꦏ ké = ꦏ KA + ꦺ TALING; ◌ꦏ kai = ꦏ KA + ꦻ DIRGA MURE.
  • ꦥꦸ꦳ Input terbalik urutannya. ꦳ CECAK TELU selalu setelah konsonan (nglegena), sebelum tanda (sanḍangan) yang lain. ꦥꦸ꦳ fu = ꦥ PA + ꦳ CECAK TELU + ꦸ SUKU.
  • ꦿꦠ Input terbalik urutannya. Tanda konsonan tengah (sanḍangan wyanjana) (ꦾ PENGKAL dan ꦿ CAKRA) selalu sebelum tanda vokal. ꦟꦠ trū = ꦠ TA + ꦿ CAKRA + ꦹ SUKU MENDUT.
  • ꦢꦧꦾꦺꦂꦴ Input terbalik urutannya. Tanda konsonan akhir (sanḍangan panyigeging wanda) (ꦀ PANYANGGA, ꦁ CECAK, ꦂ LAYAR, dan ꦃ WIGNYAN) selalu yang terakhir dalam sebuah silabel. ꦢꦧꦾꦺꦂꦴ byor = ꦧ BA + ꦾ PENGKAL+ ꦺ TALING + ꦴ TARUNG + ꦂ LAYAR.
  • ꦄ꧀ Vokal mandiri (aksara swara) tidak bisa diberi PANGKON.
  • ꦆꦿ Vokal mandiri (aksara swara) tidak bisa diberi tanda konsonan tengah (sanḍangan wyanjana) (ꦾ PENGKAL dan ꦿ CAKRA).
  • ꦉꦼ Vokal mandiri (aksara swara) tidak bisa diberi tanda vokal (sanḍangan swara), kecuali ꦄ A. Pengecualian lainnya, ꦈ U, ꦉ PA CEREK, ꦊ NGA LELET, dan ꦎ O bisa diberi tanda vokal ꦴ TARUNG untuk menulis vokal mandiri panjang: ꦈꦴ ū, ꦉꦴ ṝ, ꦊꦴ ḹ, dan ꦎꦴ au; ꦉ PA CEREK dan ꦊ NGA LELET bisa diberi tanda vokal ꦵ TOLONG untuk menulis ꦉꦵ reu dan ꦊꦵ leu Sunda.
  • ꦩꦶ꧀ Konsonan (nglegena) yang sudah mendapat sanḍangan tidak bisa diberi PANGKON.
  • ꦠꦶꦴ Kombinasi tanda vokal *WULU TARUNG tidak ada.
  • ꦤꦂꦁ Tanda konsonan akhir (sanḍangan panyigeging wanda) (ꦀ PANYANGGA, ꦁ CECAK, ꦂ LAYAR, dan ꦃ WIGNYAN) hanya boleh ada satu per silabel.
  • ꧗ꦸ Angka Jawa (꧐ 0, ꧑ 1, ꧒ 2, ꧓ 3, ꧔ 4, ꧕ 5, ꧖ 6, ꧗ 7, ꧘ 8, ꧙ 9) tidak bisa diberi sanḍangan walaupun banyak yang mirip dengan konsonan (nglegena).

Tips dan trik

1. Gunakan ZERO WIDTH NON-JOINER (U+200C)[3] untuk mencegah terbentuknya pasangan. ZERO WIDTH NON-JOINER di keyboard diketik dengan [Shift+/].

Input = Hasil —— Disisipi ZWNJ setelah PANGKON

  • ꦄ + ꦥ + ꦳ + ꧀ + ꦗ = ꦄꦥ꦳꧀ —— ꦄꦥ꦳꧀ ꦗ
  • ꦄ + ꦥ + ꧀ + ꦗ + ꦳ = ꦄꦥ꦳꧀ —— ꦄꦥ꧀ ꦗ꦳
  • ꦄ + ꦥ + ꦳ + ꧀ + ꦗ + ꦳ = ꦄꦥ꦳꧀ —— ꦄꦥ꦳꧀ ꦗ꦳

ZWNJ di aksara Jawa bermanfaat antara lain untuk mencegah ambigu yang ditimbulkan pasangan yang ada CECAK TELU-nya. Misalnya dalam contoh di atas, tiga contoh dengan pengetikan normal terlihat sama, sehingga pada prakteknya dalam teks tidak jelas bagaimana ꦄꦥ꦳꧀ harus dibaca, afja, apza, atau afza. Dengan ZERO WIDTH NON-JOINER pasangan tidak terbentuk sehingga jelas bagaimana harus dibaca.

Selain untuk mencegah terbentuknya pasangan, ZERO WIDTH NON-JOINER juga dapat digunakan untuk memecah ligatura-ligatura yang ada di fonta ini sehingga bisa dipilih cara penulisan yang diinginkan. Misalnya:

Pengetikan normal —— Disispi ZWNJ

  • ꦩꦔꦤ꧀ꦕꦶ mangan kwaci —— ꦩꦔꦤ꧀ ꦏ꧀ꦮꦕꦶ (setelah ꦩꦔꦤ꧀ mangan disisipi ZWNJ)
  • ꦏꦸꦩ꧀꧀ꦶꦠ꧀ kumplit —— ꦏꦸꦩ꧀ ꦥ꧀ꦶꦠ꧀ (setelah ꦏꦸꦩ꧀ kum disisipi ZWNJ)
  • ꦄꦩ꧀ꦱ꧀ꦡꦼꦂꦝꦩ꧀ Amsterḍam —— ꦄꦩ꧀ ꦱ꧀ꦡꦼꦂꦝꦩ꧀ (setelah ꦄꦩ꧀ Am disisipi ZWNJ)

2. Kebalikannya, gunakan ZERO WIDTH JOINER (U+200D) untuk “pemaksaan”, misalnya “memaksa” terbentuknya pasangan, “memaksa” tanda vokal agar menempel, dan sebagainya. ZERO WIDTH JOINER di keyboard diketik dengan [Shift+.]. Pada pengetikan normal ini tidak diperlukan.

Pengetikan normal —— Disispi ZWJ

  • ꦆ꧀ —— ꦆ ꧀ (sebelum PANGKON disisipi ZWJ)
  • ꦄ꧀ꦩ —— ꦄ ꧀ (sebelum PANGKON disisipi ZWJ)
  • wꦶ —— w ꦶ (sebelum WULU disisipi ZWJ)

3. Kalau mengetik aksara Jawa dengan sambung menyambung tanpa spasi, sisipkan ZERO WIDTH SPACE (U+200B) pada bagian-bagian yang kira-kira berpeluang dipenggal pada pergantian baris. ZERO WIDTH SPACE adalah karakter spasi yang lebarnya nol. Dengan begini, teks yang Anda ketik akan tetap sambung-menyambung, tapi bisa terpenggal kalau barisnya penuh. ZERO WIDTH SPACE di keyboard diketik dengan [Shift+Space].

4. Rumusan gabungan karakter pada guru ꧋ ꧆ ꧋, pada pancak ꧉ ꧆ ꧉, purwa-pada ꧅ ꧉ ꦧ꧀ ꧉ ꧅, madya-pada ꧅ ꧉ ꦟ꧀ ꧉ ꧅, dan wasana-pada ꧅ ꧉ ꦆ ꧉ ꧅ harus menjadi satu kesatuan dan tidak boleh terpenggal pada pergantian baris. Untuk mencegah itu terjadi, jangan gunakan spasi biasa (U+0020) di dalam rumusan-rumusan tersebut, tetapi gunakan NO-BREAK SPACE (U+00A0). NO-BREAK SPACE di keyboard diketik dengan [Ctrl+Alt+Space] atau [AltGr+Space].

5. Peraturan sekarang dalam penulisan aksara Jawa:

Karakter = Harus ditulis

  • ꦫꦼ RA + PEPET = ꦉ PA CEREK
  • ꦔ꧀ NGA mati = ꦁ CECAK
  • ꦭꦼ LA + PEPET = ꦊ NGA LELET
  • ꦲ꧀ HA mati = ꦃ WIGNYAN
  • ꦿ ꦼ CAKRA + PEPET = ꦽ KERET
  • ꦫ꧀ RA mati = ꦂ LAYAR

Untuk membantu membetulkannya, gunakan Find & Replace di OpenOffice/LibreOffice: Di menu Edit, pilih Find & Replace.... Di kotak Search for, ketikkan ꦫꦼ, dan di kotak Replace with ketikkan ꦉ, dan tekan tombol Replace. Ulangi langkahlangkah tadi untuk karakter-karakter yang lainnya. Jangan khawatir kalau karakternya hanya muncul sebagai kotak-kotak. Asalkan pengetikannya benar, tidak ada masalah.

Saran untuk pengembangan aksara Jawa

1. Aksara Jawa punya aksara rekan untuk fa, za, dza, dst.; tetapi tidak punya aksara rekan untuk qa. Untuk melengkapinya, sebaiknya ꦐ KA SASAK (U+A990) yang selama ini hanya dipakai di penulisan Sasak diadopsi secara luas sebagai aksara rekan untuk qa. Dengan demikian kata 'Al-Quran' yang biasanya ditulis ꦄꦭꦸꦂꦄꦤ꧀ bisa lebih akurat ditulis dengan ꦄꦭ꧀ꦐꦸꦂꦄꦤ꧀.

2. Vokal diftong ai (ꦍ AI dan ꦻ DIRGA-MURE) dan au (ꦎꦴ O TARUNG dan ◌◌ꦴ DIRGA-MURE TARUNG) sebaiknya dipopulerkan lagi. Keduanya memang tidak dipakai dalam Bahasa Jawa — Bahasa Jawa tidak mengenal diftong —, tetapi bisa berguna untuk menulis Bahasa Indonesia/Melayu dengan aksara Jawa. Bandingkan:

Bahasa Jawa Bahasa Indonesia

  • ꦧꦢꦭ balé ꦧ◌ꦭ balai
  • ꦲꦶꦢꦗꦴ ijo ꦲꦶ◌ꦗꦴ hijau
  • ꦒꦸꦢꦭ gulé ꦒꦸ◌ꦭ gulai
  • ꦢꦠꦴꦧꦠ꧀ tobat ◌ꦠꦴꦧꦠ꧀ taubat
  • ꦥꦼꦢꦠ peté ꦥꦼ◌ꦠ petai
  • ꦏꦼꦢꦧꦴ kebo ꦏꦼꦂ◌ꦧꦴ kerbau

3. Selama ini aksara Jawa tidak bisa membedakan antara vokal miring dan vokal jejeg. Menurut Hadiwaratama di tulisannya "Vokal-Vokal Jejeg Aksara Jawa" (http://www.ganeshana.org/file/artikel/budaya/04032009/Vokal2%20Jejeg%20Aksara %20Jawa%203-3-09%20disempurnakan%204-3-09.pdf), tanda vokal ꦵ TOLONG (U+A9B5) yang selama ini hanya dipakai di penulisan Sunda bisa dimanfaatkan untuk membedakan antara vokal miring dan vokal jejeg. Contohnya:

  • ꦱꦼꦒꦢꦤ segané — ꦱꦼꦒꦵ segá,
  • ꦥꦶꦠꦶꦢꦏ꧀ pitiké — ꦥꦶꦠꦶꦵꦏ꧀ pitík,
  • ꦏꦸꦛꦸꦢꦏ꧀ kuṭuké — ꦏꦸꦛꦸꦵꦏ꧀ kuṭúk,
  • ꦧꦢꦒ bagé — ꦧꦢꦒꦵꦏ꧀ꦢꦏ bagèkaké,
  • ꦏꦼꦢꦧꦴ kebo — ꦏꦵꦝꦵꦏ꧀ kóḍók.

Di fonta ini kombinasi tanda vokal ◌ ꦶꦵ WULU TOLONG, ◌ꦵ SUKU TOLONG, dan ꦢ◌ꦵ TALING TOLONG diperbolehkan.

Penutup

Aksara Jawa begitu kompleks sehingga mungkin ada kombinasi yang terlewatkan atau kekurangankekurangan lain dalam fonta ini. Maka dari itu, kekurangan yang Anda temukan mohon saya diberitahu.

Koreksi, komentar, saran, kritik, atau sumbangan finansial untuk pengembangan fonta ini dan (insya Allah) fonta-fonta berikutnya diterima dengan tangan terbuka.

ꦫ꧈ꦱ꧈ ꦮꦶꦲꦤꦤ꧀
R.S. Wihananto
rswihananto@gmail.com

Lihat pula

Catatan kaki

  1. File asli "Panduan Pemakaian Fonta Unicode Aksara Jawa.pdf" dapat diperoleh di https://sites.google.com/site/jawaunicode/unduh
  2. Dalam pembahasan, kode sebuah karakter dalam Unicode ditulis dengan diawali U+.
  3. ZERO WIDTH NON-JOINER digunakan di teks Unicode antara lain untuk mencegah terbentuknya ligatura. Misalnya untuk mencegah agar huruf Arab tidak menyambung ك ت ب , aksara Dewanagari tidak membentuk gugus konsonan ठ� ठ, dan sebagainya. Normalnya كتب dan ठ.

Versi

Versi 1.5
  • Ligatura-ligatura untuk pasangan yang mendapat PENGKAL + SUKU, PENGKAL + SUKU MENDUT, PENGKAL + KERET ditambah. 'Hambyur' sekarang ditampilkan ꦲꦩ꧀ꦧꦾꦸꦂ. Di versi sebelumnya 'hambyur' ditampilkan ꦲꦩ꧀​ꦧꦾꦸꦂ.
  • Untuk mengurangi jumlah ligatura dalam fonta, pasangan U+A9B0 SA MAHAPRANA (ssa) ditampilkan dengan glif yang terpisah: [Image] . Di versi sebelumnya ditampilkan menyatu [Image].
  • Kode Graphite (GDL) yang lebih efisien.
Versi 1.6
  • Proses hinting fonta yang lebih baik. Fonta terlihat lebih bagus di layar.
Versi 1.65
  • Proses hinting fonta yang lebih baik. Fonta terlihat lebih bagus di layar.
Versi 1.70
  • Bentuk aksara U+A996 CA MURDA (cha) dan U+A99E DDA MAHAPRANA (ddha) diperbaiki agar lebih sesuai dengan tabel kode karakter aksara Jawa Unicode.
Versi 1.80
  • Jarak antar glif dioptimalkan.
  • Ligatura-ligatura yang tidak terpakai dibuang.
  • Glif komposit dengan kontur yang bersinggungan diganti dengan glif biasa.
Versi 1.81
  • Penulisan aksara rekan Tyonghwa didukung dengan menggunakan karakter U+0308 ̈ COMBINING DIAERESIS dan U+035C ͜ COMBINING DOUBLE BREVE BELOW.
Versi 1.90
  • Fonta ditambah beberapa fitur untuk mendukung variasi penulisan dan penulisan khusus yang tidak standar.
Versi 1.92 (digunakan di Wikipedia bahasa Jawa)
  • Dirilis dengan lisensi SIL Open Font License (OFL).